Puisi Keindahan Alam

.....”KEINDAHAN ALAM”.....
Termenung aku dipadang rumput yang terhampar luas
Di temani kawanan kupu-kupu yang terbang kesana kemari
Kicauan burung nan merdu menambah indah suasana
Pohon-pohon yang di terpa angin se-akan riang gembira akan kehadiranku

Sejarah Singkat JENIS


Alhamdulillah, Maha suci Allah yang telah memberikan rahmat serta nikmatNya kepada hamba-hambaNya sehingga segala aktifitas kita senantiasa dimudahkan dan mudah-mudahan keridhaanNya senantiasa menyertai kita semua. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, panutan kita, suri tauladan kita yakni baginda Rosulullah SAW, yang mana berkat perjuangan beliau, pengorbanan beliau sehingga kita ummat islam alhamdulillah bisa merasakan betapa indahnya Islam serta manisnya Iman

Nasrudin (Anekdot)


Bahasa Burung

D
alam pengembaraannya, Nasrudin singgah di ibukota. Di sana langsung timbul kabar burung bahwa Nasrudin telah menguasai bahasa burung-burung. Raja sendiri akhirnya mendengar kabar itu. Maka dipanggillah Nasrudin ke istana. Saat itu kebetulan ada seekor burung elang yang sering berteriak di dekat istana. Bertanyalah raja pada Nasrudin, "Coba katakan, apa yang diucapkan burung elang itu!"  
"Ia mengatakan," kata Nasrudin, "Jika raja tidak berhenti menyengsarakan rakyat, maka kerajaannya akan segera runtuh seperti sarangnya."

Bermahabbah di Jalan Allah


Karya : Rahimah
Siang itu adalah siang yang begitu cerah, aku yang lagi duduk di halaman sekolah sambil menikmati hembusan-hembusan angin yang meniup semua dedanuan di halaman itu. Berkali-kali aku mengucapkan puji syukur kepada Allah yang telah memberikan penglihatan kepadaku dan aku masih diberikan Allah kesempatan untuk menglihat dan merasakan nikmatnya hari itu.
Aku adalah siswi SMA di Jakarta. Sekarang aku sudah duduk di kelas 3 SMA. Namaku adalah Evalia Zahra, tapi orang memanggilku Eva. Aku mempunyai sahabat karib, Lisa dan Seli.

Profil KH Dr Idham Chalid


Perkenalan KH. DR. Idham Chalid
Kiai Idham yang lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Setui, dekat kecamatan kotabaru, bagian tenggara Kalimantan Selatan, adalah anak sulung lima bersaudara dari pasangan H Muhammad Chalid, penghulu di setui dan seorang Islam tradisionalis yang belajar banyak tentang ilmu-ilmu Islam dari Kiayi-kiayi Tradisionalis di Amuntai dan pengikut tarekat yang taat dengan Hj. Umi Hani.
Kecerdasan Idham Chalid sejak kecil karena memang  beliau gemar membaca sejak sekolah melayu, utama dari buku-buku yang disediakan Volks Bibliotheek, sehingga hapal banyak nama pengarang yang dikagumi.
Tahun 1933 Idham Chalid bersekolah di Sekolah Melayu (Vervolgschool) di Ujung Murung yang tentu banyak mengajarkan agama Islam. Dan kegemaran beliau membaca terus tumbuh, disaat ini beliau sudah bersentuhan dengan NU dengan berlangganan “Berita NU” dan mengaji duduk dengan para kiayi Amuntai yang notabenenya saat itu adalah kiayi NU.

Jalan Menuju Sukses


D
i suatu pagi yang cerah, penuh dengan awan bersih, aku merenung sendirian dalam asrama. Aku sedih, saat teman-teman tidak ada yang menemaniku, mendengarkan curhatku, teman-teman lagi asyik ngobrol, ada juga yang ngantri mandi, aku terbangun dari lamunanku,ternyata jam sudah mennunjukan jam 07.00, saatnya berangkat ke sekolah, aduh belum mandi nic, gimana ! apalagi hari ini kena piket jaga parkir di sekolah, telat ! denda dech. Hehehe... Sambil ngantri giliran, aku belajar karena hari ini ada ujian, akhirnya temanku keluarkeluar dari kamar mandi. Dia berteriak, ‘Riska....mandi” selesai mandi aku pun makan, shalat dan pergi ke sekolah. Aku pergi ke sekolah dengan jalan kaki lantaran jarak antara sekolah dengan sekolah sangat dekat. Aku berjalan dengan sangat cepat, tiba-tiba..... terdengar dari belakang memanggil-manggil namaku “Riska......” ku kira siapa, ga taunya temanku yang dari luar, ‘bareng yuk’ iya jawabku, kami pun bersama-sama pergi ke sekolah dengan rasa gugup dan khawatir. Gimana ya hari ini ujiannya, dalam hatiku, Akhirnya selesai juga ujian. Hmmmm... gimana ya hari ini, sukses bagat ujiannya. Hehehehe.

Bila Cinta, Maka Khitbah dan Nikahlah. Katakan No Pacaran


By. Khairunnisa Syahidah
“Lihat wanita itu bang ??” sahabatku menunjuk seorang wanita berjilbab, sekilas ku lihat memang wanita anggun.
“Aku mencintainya bang,tapi setiap kali aku mendekatinya,dia menjauhiku. Entah apa maksudnya. Dia tidak pernah membalas SMS ku bahkan aku pernah nekat mengiriminya surat, namun nasibnya sama. Tak berbalas” sahabatku yang bernama Tio pun tertunduk.
“Kau sudah pernah melamarnya ??” aku bertanya.
“Boro-boro bang, aku ini masih kuliah. Abang juga kan masih kuliah, dia juga kuliah. Mau di kasih makan apa, batu??” aku melihatnya tertawa. Aku tersenyum melihatnya.

Prioritas Pemahaman Atas Hafalan


K
etika kita berbicara tentang prioritas pengetahuan atas amal perbuatan—kepada sesuatu yang penting, yang juga termasuk di dalam perbincangan kita mengenai fiqh prioritas. Yaitu prioritas pemahaman atas penguasaan yang sekadar hafalan. Ilmu yang hakiki ialah ilmu yang betul-betul kita fahami dan kita cerna dalam otak kita. Itulah yang sebenarnya diinginkan oleh Islam dari kita; yaitu pemahaman terhadap ajaran agama, dan bukan sekedar belajar agama; sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (at-Taubah: 122)

Tanah Liat dan Keramik


Tanah liat
Di salah satu sudut sebuah toko keramik, terdapat sebuah cangkir keramik yang sangat indah dan bernilai tinggi, karena cangkir itu penuh dengan cita rasa seni yang sangat tinggi, begitu indah, memukau. Sayang, harganyapun selangit, mungkin hanya segelintir orang yang mampu memilikinya.
Suatu saat, ada seorang gadis cantik yang terpesona akan keindahan cangkir tersebut. Ia berjalan mendekati etalase kaca sambil berkata “Subhanallah, teramat cantik cangkir ini, seumur hidup, inilah cangkir terbaik yang pernah aku lihat!” saat si gadis bermain dengan imajinasinya, tiba-tiba cangkir itu berbicara, “Terimakasih atas perhatiannya wahai gadis cantik.

Dunia Tawarkan Popularitas


Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan Allah diantara makhluk-makhluk lainnya, dan setiap manusia pasti dibedakan oleh masing-masing levelnya, baik itu level bawahan, menengah dan juga level yang tertinggi, dari sinilah terkadang manusia masing-masing mengejar impiannya untuk menggapai kesuksesan dan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan maupun meningkatkan levelnya masing-masing.
Banyak manusia yang menginginkan level kehidupannya selalu meningkat, berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan level kehidupannya, ada dengan pekerjaan, pendidikan, keterampilan dan lain-lain semua dilakukan hanya untuk meraih kepopularitasan.