Bermahabbah di Jalan Allah


Karya : Rahimah
Siang itu adalah siang yang begitu cerah, aku yang lagi duduk di halaman sekolah sambil menikmati hembusan-hembusan angin yang meniup semua dedanuan di halaman itu. Berkali-kali aku mengucapkan puji syukur kepada Allah yang telah memberikan penglihatan kepadaku dan aku masih diberikan Allah kesempatan untuk menglihat dan merasakan nikmatnya hari itu.
Aku adalah siswi SMA di Jakarta. Sekarang aku sudah duduk di kelas 3 SMA. Namaku adalah Evalia Zahra, tapi orang memanggilku Eva. Aku mempunyai sahabat karib, Lisa dan Seli. Semenjak dari SMP kami selalu bertiga, sampai-sampai orang memanggil kami tiga serangkai. Jika ssalah satu diantara kami ada yang punya masalah, kami selalu mencurhatkannya dan menyele-saikannya bersama-sama.
 Aku yang sedang asyik duduk di halaman sekolah waktu itu langsung terkejut saat kedua sahabatku datang menghampiriku, praaak... Lisa menepuk punggungku.
“Astaghfirullahal ‘adzim... Lisa ..., kamu hampir saja mencopotkan jantungku” teriakku. “Iya nih Lisa kalau jantungnya Eva copot gimana? Apa kamu mau menggantikan anak orang?”, sahut Seli sewot.
“Ah ,,, engga’ mungkinlah, buktinya ne engga’  copotkan?, bantah Lisa. “Iya engga’ copt, tapi hampir copot,,,” sahutku lagi, “Udah-udah ... jangan berantem lagi!. Kalian ini kaya anak kecil saja pakai berantem segala.” “Eva, tadi Lisa maksudnya Cuma bercanda aja, engga’ ada maksud untuk buat jantungmu copot. Dan kamu juga Lisa, kamu ini sudah kebiasaan suka bikin orang kaget. Ya sudah ... sekarang kalian berdamai, peace donk!. Kata Seli ayo salaman. (Keduanya saling salaman).
Saat bersalaman bel tanda masuk berbunyi, aku dan kedua sahabatkulangsung masuk kelas. Berbagai macam pelajaran kami pelajari dan jam sudah menunjukkan pukul 14.00, bel pulang pun berbunyi, aku dan kedua sahabatku bertujuan langsung pulang ke rumah kami masing-masing.
Siang itu pukul 14.00 aku pulang hanya dengan berjalan kaki karena sekolah dan rumahku jaraknya lumayan dekat. Hari itu sebenarnya sangan panas walaupun panas, hujan bahkan terkadang jalanan digenangi banjir tidak mengurangi semangatku untuk pergi ke sekolah. Berbagai rintangan dsan cobaan tidak mengorongkan niat dan semangatku. Niat ku tetap Lillahi Ta’ala, Aku pergi ke sekolah untuk mencari ilmu kerena Allah Ta’ala. Tiap pagi niat itu selalu aku ucapakan sehingga panas, lelah dan lain sebagainya tidak begitu aku rasakan.
CerbungSesampai di rumah pekerjaan rutinkumembantu orang tua selalu aku laksanakan.aku atur waktu dengan sebaik-baiknya, kapan waktu Aku bekerja dan kapan waktu aku belajar serta kapan waktu Aku istirahat.
Malam itu Aku lagi asyik belajar sambil mendengarkan radio di hand phone ku, tiba-tiba hand phone Ku berdering 1 pesan di terima, saat aku melihat ke arah hand phone ku. saat itu hatiku sangat berbunga-bunga bagaikan taman yang di penuhi dengan bunga-bunga bermekaran. Aku sangat mengharapakan sms itu dari pujaan hatiku. Sudah seharian dia tidak ada kabar, rasa kangenku pun begitu terasa, setelah Aku buka ternyata harapan aku terwujud. 1 sms darinya saat itu Aku terima.
Begitu kagetnya ketika Aku membaca sms darinya, wajahku yang mulanya ceriapun langsung berubah menjadi sedih.
“Assalamu’alaikum wr wb ya Ukhti, sebelumnya Aku minta maaf yang sebesar-besarnya sekiranya kata-kataku ini membuat ukhti sakit hati. Tapi aku harap ukhti tidak sakit hati dan di harapkan bisa mengerti. Aku rasa hubungan kita sampai di sini. Antara Aku dan kamu hanya hibungan sebatas teman dan adik kak. Aku harap ukhti bisa mengerti dan menerima keputusan ini”!
Waktu itu Aku baca sambil menitikkan air mata. Tak pernah Aku duga sebelumnya dia setega itu terhadapku. Ya Allah...inikah namanya cinta hanya tersenyum untuk sesaat, gumamku dalam hati.
Kuberanikan diri untuk membalas sms darinya. “Ya ukhti ......apa salahku terhadapmu? Apa kau meragukan love holy ku selama ini???”
“Ya ukhti ... Ukhti ... rasa sayangku kepadamu takkan pernah hilang sampai kapanpun, tapi Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Maafkan Aku Ya ukhti.”
“Tapi kenapa?” Kataku.
“Aku bukanlah laki-laki yang baik untukmu. Aku tidak pantas untuk untuk orang yang sepertimu. Masih banyak orang yang menunggumu di luar sana dan merekan lebih pantas untukmu. Cinta tak harus memiliki. Aku menyayangimu selamnya. Aku pengen hidupmu bahagia dengan seseorang yang jauh lebih baik dariku.”
Malam itu adalah malam yang paling buruk dalam hidupku. Buku yang ada di depanku pun tak terbaca, belajarku awalnya yang semangat kini langsung berubah. Apa boleh buat semua keputusan  itu adalah hanya. Mau tak mau aku harus mengikhlaskannya, meskipun terasa sakit.
Aku rebahkan tubuhku di kasuur, bersama keping-keping rasa yang berserakan, hampir tak kuasa ku terima kenyataan ini, namu di balik semuanya ku hanya bisa berdo’a Ya .... Allah semua hidup dan matiku aku serahkan kepadamu. Aku mencintianya karena mu Ya Allah. Kerena mahabbahku kepadamu aku mencintai ciptaanmu. Aku yakin ada hikmah di balik semua ini, berikanlah hambamu ini kekuatan ya Allah.
Malam semakin larut, tapi mataku tak bisa ku pejamkan. Aku bangun dari tempat tidurku untuk mengambil air wudhu dan shalat malam. Aku lantunkan Do’a di dalam shalat malamku.
“Ya Allah hidup dan matiku aku serahkan hanya kepadamu. Jika ini semua atas kehendakmu, hamba ikhlas Ya Allah ..., mahabbahku kepadamu jauh lebih besar Ya Allah”.
“Ya Allah jika dia bukan jodohku maka gantikanlah yang lebih baik dari dia!” Tetesan air matapun ikut menjadi saksi malam itu” ......  Bersambung ke Edisi selanjutnya*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar