Keanggunan di Balik Kerudung
Karya
: Rahimah
L
|
angit di pagi hari tampak cerah,
burung-burung ikut berkicauan menyambut cerahnya suasana di pagi itu, pepohonan
yang tampak segar disertai daun-daunnya yang hijau, bunga-bunga yang
bermekaran, dan tetesan embun yang selalu membasahi tanaman di desa itu.
Begitulah suasana pagi di
salah satu desa di Jakarta.
Di sana ada sebuah
keluarga yang sederhana. Meskipun sederhana, tapi kehidupan mereka sangat
bahagia. Mereka mempunyai seorang putri yang sekarang sudah kuliah di salah
satu Universitas di Jakarta. Nazalatunnisa Azizah, itulah namanya. Tapi orang
biasa memanggilnya Nisa. Dia adalah anak yang sangat taat kepada orang tua. Apa
yang diperintahkan oleh orang tuanya ia tidak pernah membantahnya.
Pada suatu hari Nisa
memakai baju dengan warna kemerah-merahan, kerudung putih, disertai dengan tas
berwarna hitam. Ia tampak anggun di balik kerudung putihnya. Ia bersiap-siap
untuk berangkat ke kampus. Sebelum berangkat ia selalu berpamitan kepada kedua
orang tuanya. Siang itu tepat pukul 14.00, ia bergegas menuju ruang tamu untuk
berpamitan kepada kedua orang tuanya. Sesampai di ruang tamu, ia bersalaman
kepada kedua orang tuanya disertai dengan senyum manis. Kedua orang tuanya
sangat bangga kepada Nisa, selain cantik, ia juga pintar, baik, sopan, suka
menolong orang yang kesusahan, tidak sombong dan shalehah. Setelah berpamitan
Nisa langsung berangkat ke kampus.
“Assalamu’alaikum Wr. Wb”. Salam Nisa sambil
berjalan menuju pintu.
“Wa’alaikum Salam Wr.
Wb.” Sahut kedua orang tuanya.
“Pa Alhamdulillah Allah
mengaruniakan kepada kita anak yang cantik, pintar, dan shalehah.
“Iya bu, Alhamdulillah,
Maka dari itu bu, kita harus selalu bersyukur dan bertaqwa kepada Allah dengan
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya !”
“Iya pa, Semoga Allah
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita dan kita senantiasa menjadi orang
yang beriman sampain akhir hayat”.
Setelah berbincang
panjang, mereka pun kembali menyelesaikan aktivitas mereka.
Sesampai kampus, Nisa
langsung menuju lokal. Dalam perjalanan menuju lokal, tiba-tiba ada terdengar
suara yang memanggil damannya.
“Nisa...Nisa...Nisa...”
suara itu memanggil-manggil namanya, Nisa pun menoleh kearah suara itu,
ternyata temannya Syifa yang memanggilnya.
“Hey Nisa..” Syifa
mendekati Nisa. “Hey Fa..., ternyata kamu yang manggil-manggil aku, kira tadi
siapa. Ada apa Fa?”
“Tadi aku bertemu dengan Pak
Yadi, dan dia titip pesan katanya kamu dipinta ke ruangnya selesai jam kuliah
nanti. Ada yang ingin disampaikan katanya.”
“Iya Fa, Syukran katsir
atas penyampainnya.”
“Iya Nis, afwan. Ayo kita
ke lokal !”
“Ayooo.....!”
Waktu sudah menunjukkan
pukul 16.00, jam kuliah pun selesai. Semua mahasiswa yang ada di kampus itu
bersiap-siap untuk pulang.
“Nis,.... kamu jadi nemui
Pa Yadi ?” Tanya Syifa kepada Nisa.
“Ya udah Nis, kalau gitu
aku pulang duluan ya .... ?”
“Iya fa, hati-hati di
jalan...!”
“Iya Nis, terima kasih.”
Mereka pun berpisah,
Syifa yang bertujuan untuk pulang, sedangkan Nisa menuju ruangan Pak Yadi.
“Assalamu’alaikum.” Nisa
sambil membuka pintu Pak Yadi.
“Wa’alaikum salam,
silahkan masuk Nisa..!”
“Bapak memanggil saya?”
“Iya, tadi bapak titip
pesan sama Syifa.”
“Kalau boleh tahu ada apa
ya pak?”
“Bapak memanggil ke sini
ingin menyampaikan bahwa kamu dapat beasiswa sebagai Mahasiswa Terbaik di
kampus ini.”
“Alhamdulillah, ....
beneran pak?”
“Iya.”
“Terima kasih banyak
pak.” Nisa mengucapkan terima kasih sembari matanya pun berkaca-kaca menahan
haru.
“Bapak ucapkan selamat ya
Nisa.”
“Terima kasih Pak”
Setelah perbincangan
selesai, Nisa pun berpamitan untuk pulang. Sesampai di rumah, Nisa memeluk
kedua orang tuanya.
“Ummi .... Abi .....
alhamdulillah Nisa dapat beasiswa di kampus Nisa, dan Nisa akan dibiayai kuliah
sampai Nisa selesai.”
“Alhamdulillahirrabbil
‘alamiin,.......” kedua orang tua Nisa mengucap syukur.
“Ummi, Abi ..... Nisa mau
mandi dulu ya ....”
“Iya, nak”
Nisa pun beranjak masuk
kamar, dan langsung mandi.
Setelah selesai mandi,
adzan maghrib berkumandang, Nisa dan ibunya pun mengambil air wudhu dan
melaksanakan shalat Maghrib di rumah, sedangkan ayah Nisa pergi ke masjid untuk
shalat Maghrib berjama’ah.
Malam semakin larut, jam,
menit dan detik pun terus berputar dan berdetak. Sinaran bulan, ribuan bintang
yang berkilauan ikut menyambut indahnya malam itu. Semua penduduk di desa itu
tertidur lelap setelah beraktifitas di siang hari.
Keesokan harinya ia
berangkat kuliah seperti biasa. Seperti biasa ia berpamitan kepada orang
tuanya. Dengan baju dan kerudung serba hijau ia berangkat ke kampus. Semua
orang di kampus mengenal Nisa. Ia terkenal sosok gadis yang lembut. Ciri
khasnya dengan selalu memakai busana muslimah membuat semua laki-laki terpesona
padanya. Keanggunan di balik kerudung yang ia kenakan itu membuat semua orang
tak berkedip jika memandangnya.
Kini Nisa sudah kuliah
semester akhir, tinggal beberapa bulan ia lagi menyelesaikan kuliahnya. Tak
lupa ia selalu minta doa kepada Ummi dan Abinya semoga nilai kuliahnya
mendapatkan predikat Camlaude. Ia ingin membanggakan hati kedua orangtuanya.
Menjadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat adalah tujuan hidupnya.
Membahagiakan hati kedua orang tuanya itu juga cita-cita kecilnya.
Hari berganti hari,
minggu berganti minggu, kini tinggal beberapa hari ia menyelesaikan kuliahnya.
Di rumah Nisa minta doa kepada kedua orang tuanya.
“Ummi ..... Abi .. .,
sebentar lagi Nisa akan menyelesaikan kuliah Nisa. Mohon doa Ummi dan Abi,
semoga Nisa mendapatkan predikat nilai Camlaude!”
“Nisa, Ummi dan Abi akan
selalu mendoakanmu.” Sahut Ummi.
“Iya Nisa, doa kami
selalu menyertaimu.” Sahut Abi lagi sambil tersenyum.
|
“Sama-sama Nisa” sahut
orang tuanya.
Hari itu adalah hari yang
mana hasil ujian dan hasil semua nilai kuliahnya akan diketahui. Akhirnya,
setelah dilihat hasilnya, harapan Nisa pun tercapai, nilai Nisa yang terpampang
di dinding pengumuman mendapatkan nilai yang diharapkannya, yaitu mendapatkan
predikat Camlaude. Puji syukur ia sanjungkan kepada Allah, akhirnya ia dapat
menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Ini adalah langkah pertamanya untuk
membahagiakan hati kedua orang tuanya. Terima kasih banyak Ya Allah, gumam Nisa
dalam hati. Nisa dan keluarganya adalah termasuk orang-orang yang sangat
bertaqwa kepada Allah. Nisa sangat menjaga aurat dan kehormatan dirinya.
“Allah akan selalu
mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang bertaqwa”
(Rahimah,
Siswi MAN 5 Amuntai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar