Memprioritaskan Aktifitas
Yang Lebih Bermanfaat Bagi Orang Lain
Diantara fiqh aulawiyah,
aktifitas atau pekerjaan yang utama ialah bagaimana pekerjaan tersebut memiliki
manfaat yang lebih banyak dari pekerjaan-pekerjaan yang lain, maka pekerjaan
atau aktifitas tersebut memperoleh predikat paling utama.
Berdasarkan atas besar
kemanfaatannya terhadap kepentingan yang bersifat komplek atau umum, maka
sebesar itu pulalah keutamaan atau investasi pahala yang diberikan oleh Allah.
Oleh karena itu, aktifitas ibadah jihad lebih utama dari pada aktifitas ibadah
haji. Karena manfaat dari ibadah haji hanya terbatas kepada masing-masing
individu, sedangkan manfaat dari ibadah jihad berorientasi kepada kemaslahatan
ummat.
Hal ini, berdasarkan
firman Allah Ta’ala:
÷Läêù=yèy_r& spt$s)Å Ædl!$ptø:$# nou$yJÏãur ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tptø:$# ô`yJx. z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# yyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# 4 w tb¼âqtFó¡t yZÏã «!$# 3 ª!$#ur w Ïöku tPöqs)ø9$# tûüÏHÍ>»©à9$# ÇÊÒÈ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# ôMÏlÎ;ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur ãNsàôãr& ºpy_uy yYÏã «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ç/èf tbrâͬ!$xÿø9$# ÇËÉÈ
“Apakah
(orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan
mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi
Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih
Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan.”
Ayat ini diturunkan untuk membantah anggapan
bahwa memberi minum Para Haji dan mengurus Masjidil Haram lebih utama dari beriman kepada Allah
serta berhijrah di jalan Allah. Maka, berdasarkan ayat ini pula, kita dapat memetik
pelajaran bahwasanya jihad di jalan Allah lebih utama dan lebih tinggi
drajatnya serta lebih banyak pahalanya dari pada hanya sebatas beribadah yang
manfaatnya berorientasi kepada diri sendiri.
Abu Hurairah menceritakan: salah seorang sahabat Nabi melewati sebuah tempat yang di
dalamnya terdapat mata air yang segar, maka terkejutlah ia. Kemudian ia
berkata: andai saja aku mengasingkan diri dari manusia sambil beribadah di
tempat ini.?!, tapi, aku tidak akan melakukannya sebelum meminta izin kepada
Rasulullah SAW. Maka ia pun menceritakan perihal tersebut kepada Rasulullah,
Beliaupun menjawab: Jangan lakukan!, karena berdirinya salah seorang kalian di jalan Allah lebih
utama dari pada ia shalat di rumahnya selama 70 tahun. Tidakkah engkau menyukai
jika Allah mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga?, maka, berperanglah kalian di jalan Allah.
Barang siapa yang berperang di jalan Allah, maka wajiblah baginya surga.
Atas dasar ini pula, keutamaan ilmu terhadap ibadah terdapat di
dalam kebanyakan hadits, karena kemanfaatan ibadah hanya terbatas kepada
orangnya, sedangkan kemanfaatan ilmu untuk manusia pada umumnya.
فَضْلُ اْلعِلْمِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِن ْفَضْلِ
اْلعِبَادَةِ, وَخَيْرُ دِيْنِكُمْ الْوَرعُ
Artinya: “Keutamaan
ilmu lebih aku sukai dari pada keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian
adalah wara’” (HR. Thabrani)
Dalam hadits lain yang
artinya:
“Keutamaan seorang ‘alim
di atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan ketika bulan purnama di
atas bintang-bintang” (HR. Ahmad)
“Keutamaan seorang ‘alim
di atas seorang ahli ibadah seperti keutamaanku di atas orang yang paling
rendah di antara kalian” (HR. Tirmidzi)
“Keutamaan ilmu akan
bertambah jika pemiliknya mengajarkannya kepada orang lain”
Sambungan hadits
sebelumnya
“Sesungguhnya Allah, para
malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi hingga semut-semut yang berada di
sarangnya dan ikan-ikan, semuanya bershalawat terhadap orang yang mengajarkan
satu kebaikan kepada manusia”
Dalam hadits shahih
disebutkan:
“Sebaik-baik kalian
adalah orang yang belajar al quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)
“Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Dari sinilah Para Fuqaha’
berkesilmpulan: bahwa orang yang disibukkan untuk beribadah tidak mendapatkan
zakat, berbeda dengan orang yang disibukkan dengan ilmu. Karena dalam islam
tidak ada istilah rahbani, dan dikarenakan orang yang sibuk beribadah (manfaatnya) hanya untuk
pribadi, sedangkan orang yang sibuk mencari ilmu adalah demi kemaslahatan
ummat. (Yusuf Qardhawi - Fiqh Aulawiyat)
Dari
rangkaian hadits-hadits di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya amal
yang paling utama adalah yang manfaatnya paling banyak kepada orang lain. (M.
Haris Z)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar