Doa Untuk Kakakku
S
|
aat itu cuaca mendung,
pada hari senin bertepatan dengan hari yang sangat mulia, hari keberkahan dan
pahala di lipat gandakan oleh Allah yaitu bertepatan pada tanggal 10 Muharam.
Bahagia bagi orang lain,
namun sebaliknya yang terjadi pada diriku. Pada hari itu, hari yang tak ku
duga-duga saat aku keluar dari tahfizh aku di pertemukan dengan kakakku yang
sudah lama aku tidak berjumpa dengannya.
Awalnya aku bahagia
bertemu dengannya, namun setelah lama aku berbincang-bincang dengannya, aku
mengatahui kehidupan kakakku yang sebenarnya, hatiku menangis, dan aku tatap
muka kakakku dengan rasa iba, namun aku tetap mencoba tegar di depannya.
Saat itu kakakku menjaga
taksi untuk pulang ke tanjung, sebelum dia pulang, dia bertanya padaku, ”Apakah
kamu punya uang?” Katanya, aku langsung menjawab, ”Aku masih punya sedikit
simpanan” Kataku, padahal uangku hanya
dua puluh ribu saja lagi,
dan aku tau sebenarnya kakakku juga tidak punya uang, soalnya untuk beli
minuman saja tidak bisa, dia cuma beli kacang Rp. 1.000 dan dibaginya dengan
aku, untuk menghargainya, aku langsung makan kacang tersebut sambil menelan
luka yang ku rasakan saat itu.
Dalam hatiku bero’a “Ya
Allah, berilah kasih sayang-Mu, hidayah-Mu, dan anugerah-Mu kepada kakau ya
Allah, sambil hati ku berdo’a tidak terasa air mataku jatuh, ya Allah, aku rela
menbanting tulang sambil kuliah dan ya Allah aku rela menderita asal kakakku
bahagia.
Waktu itu satu-satunya
uang yang aku punya aku keluarkan dari tas ku dengan niat aku serahkan pada
kakakku, tapi pada saat aku menyerahkannya, kakakku menolaknya, simpan saja
uang ini untuk kebutuhanmu” Katanya, “Aku masih punya uang di asrama” jawabku,
namun saat itu kakakku tau aku sedang berdusta.
Saat itu menunjukan jam 5
sore, santri-santri keluar untuk menunggu kedatangan Muallim Ridha dari Mekah,
mereka keluar dengan pakaian yang rapi dan sopan, sebaliknya dengan kakakku,
dia pakai celana jeans pendek dan baju kaos lengan pendek, melihat santri banyak yang keluar aku
langsung pergi dari tempat aku duduk bersama kakakku. Aku memperhatikannya dari
kejauhan sambil menangis, lama sekali kakakku menunggu taksi tidak
datang-datang sampai akhirnya Mualim Ridha datang di tempat tersebut, kerena
malu, kakakku langsung pindah posisi duduknya dan dia menyeberang jalan dengan
cepat, semakin aku tatap wajah kakakku semakin tidak bisa di bendung air
mataku. Akhirnya aku putuskan kembali untuk menemui kakakku sambil
menasehatinya, ”Jangan lupa shalat 5 waktu, baca quran tiap hari, dan jangan lupa
berdo’a kepada Allah” kataku. “Terima kasih, benar-benar kuliah, jaga harga
diri dan yang terpenting jangan sombong kepada sesama” Kata kakakku kepadaku.
Akhirnya ojek lewat dan
kakakku putuskan untuk naik ojek saja ke terminal, sebelum dia pergi, aku salami
kedua tangannya dan aku cium tangannya, aku lepas kepergiannya dengan derai air
mata dan luka yang mendalam.
Aku kuatkan tekadku
”Pokoknya aku harus bisa jadi orang sukses agar suatu saat nanti aku bisa
membantu semua keluargaku terutama kakakku”.
Teman-teman
JENIS semua, mohon doanya agar suatu saat nanti kakakku dapat Hidayah Ilahi dan
kemudahan mencari rezki yang halal. Amien (Nasywa Annisa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar