Hidup tanpa perubahan


Hidup tanpa perubahan


J
ika kita terlahir ke dunia tanpa perubahan pada diri kita, berarti kita hidup di dunia ini hanya numpang saja. Hidup itu harus punya tujuan, layaknya seseorang yang naik taksi, ketika dia naik taksi, pasti dia punya tujuan dan arah. Ketika dia naik taksi tanpa tujan dan arah, maka yang di dapat hanya kerugian, kerena banyaknya uang yang telah ia habiskan untuk membayar ongkus taksi.
Kisah ini berawal dari lahirnya seorang bayi laki-laki tampan. Sang ayah memberinya nama Biasawan dan mendidiknya dengan pola pendidikan yang biasa hingga berusia 6 tahun. Ia diajar oleh guru yang biasa dengan kurikulum yang biasa pula. Beberapa tahun kemudian ia masuk Ke Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang juga biasa, Tiga tahun di SLTP ia mendapatkan keahlian dan kompetensi yang biasa untuk naik ke Jenjang Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang biasa pula. Dalam periode ini ia telah belajar dengan cara yang biasa sehingga ia berhak masuk ke Peguruan Tinggi yang biasa pula. Dan oleh kerena ia tidak pernah berusaha untuk tidak menjadi orang biasa, maka ia pun mendapat  prestasi Akedemik  yang sangat biasa pula. Prestasi Akademik semacam itu tentu hanya layak untuk mendapatkan pekerjaan yang biasa pula. Setelah berfikir masak-masak  ia memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis yang bernama Biasawati. Lalu ia menjalani hidupnya dengan sang istri dalam kehidupan yang biasa, tanpa sesuatu yang baru di dalamnya. Beberapa saat kemudian mereka dikaruniai seorang  laki-laki yang di beri nama Biasawan Junior. Setelah itu sang istri melahirkan seorang bayi perempuan yang di beri nama Biasawati Junior. Hari demi hari, Minggu demi minggu, Bulan demi Bulan, Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat tanpa perubahan satu pun dan akhirnya Biasawan (sang Ayah) meninggal dunia. Mereka menguburnya dan menulisi batu nisan dengan tulisan “Di sini Berbaring Orang Biasa Yang Tidak Pernah Menemukan Sesuatu Yang Baru dan Tidak Pernah Menambahkan Apa-Apa pada kehidupannya serta tidak mengalami perubahan dalam hidupnya. Mottonya Biasa Saja Seperti Manusia Pada Umumnya”.
Kuburan-kuburan itu sekarang di penuhi oleh ribuan orang biasa yang tidak memiliki keunggulan dalam hal ibadah, akhlak, muamalah, ilmu pengetahuan dan  pemikirannya. Inilah yang menyebabkan terjadinya krisis peradaban yang melanda umat islam sekarang ini. Oleh kerena itu –sebagai orang tua, guru dan pendidik - kita wajib berusaha mendidik  generasi baru yang mau berkreasi, berfikir dan berinovasi. (Ahmad Dimyati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar